Riuhnya Plastik di Negeri Penuh Sampah -->

Silakan ketik kata kunci

Recent Posts

Riuhnya Plastik di Negeri Penuh Sampah

Di rumah, saya mengoleksi berbagai jenis plastik kresek; mulai dari bekas bungkus gorengan, bekas mart-mart, hingga yang ukuran raksasa dari ngeborong buku-buku. Ada juga beraneka botol plastik, bekas wadah kosmetik, hingga timbangan plastik yang jarumnya selalu menunjukkan angka nol.
sumber gambar: ayobandung.com

Lalu tanggal 21 kemarin, tersiarlah kabar bahwa minimarket-minimarket yang kasirnya biasa menawari saya kantong kresek untuk sebotol minuman, sudah memberlakukan tarif 200 rupiah untuk satu kantong kresek yang ia keluarkan.

Lalu terjadilah ribut-ribut di media sosial. Ada yang pro ada yang kontra. Yang pro dengan segudang alasan, yang kontra juga tak kalah dalilnya. Sementara saya berpikir, apa maksud pemerintah dengan kebijakan ini?

Saya setuju, 200 rupiah terlalu kecil dan tidak akan berhasil jika tujuannya adalah mengurangi penggunaan plastik kresek. Sekalian dibuat 5000 per kantong kresek biar kita "kapok" untuk tidak membawa kresek atau kantong belanjaan kemana-mana.

Ini bukan berarti saya tidak setuju untuk melindungi bumi dari sampah yang tak bisa diurai. Hanya, ini tampak konyol sekali di kepala saya. Kenapa tidak sekalian dibuat aturan bagi orang yang membuang sampah sembarangan, karena mereka juga punya andil besar dalam pengrusakan lingkungan. Betapa saya geram setiap kali melihat orang yang seenaknya membuang sampah di jalan-jalan, kenapa gak dibuat "sesuatu" yang dapat menyadarkan mereka? mengapa juga tidak bersungguh-sungguh menghukum pelaku penebangan hutan liar?

Negeri ini sudah penuh dengan sampah. Kenapa tak ada solusi untuk masalah yang besar ini. Mengapa justru kebijakan plastik keresek berbayar ini yang diprioritaskan? jika memang ingin mengurangi penggunaan plastik, mengapa tidak sekalian minimarket dilarang menyediakan kantong kresek. Biar kita sebagai pembeli kapok dan terpaksa harus bawa sendiri.

Siapa yang diuntungkan dari kebijakan ini? apakah lantas nantinya tujuan kebijakan akan tercapai? kalau cuma 200 rupiah saya pikir orang akan tetap malas untuk membawa kantong sendiri. Tapi persoalannya, minimarket itu jadi punya barang dagangan baru, selembar kantong kresek dengan harga duaratus rupiah, lebih mahal dari sebiji permen.

Lagi-lagi saya berpikir, apa maksud dari kebijakan-kebijakan aneh seperti ini.

Rafif,250216
Join Telegram @rafifamir @rafif_amir
Cancel